Ketika Tak Ada Paksaan

By June 23, 2019


Ketika tak ada paksaan, semua akan terasa amat mudah. Hal ini berlaku dalam hal apa saja: Belajar, Pekerjaan, atau bahkan Romansa. Masih teringat sewaktu kecil dulu bagaimana orang tua saya memaksa saya untuk melakukan banyak hal yang menurut mereka  baik;  Sekolah, bangun pagi, mengaji, belajar, mengerjakan PR matematika, menyuruh makan sayur bayam, menyuruh tidur siang, mandi, melarang main ding-dong, dll.

Dipaksa itu sulit. Apalagi dipaksa untuk melakukan hal yang tidak kita sukai, atau dipaksa untuk tidak melakukan apa yang kita sukai.

Namun itu semua bukan tanpa sebab pastinya. Orang yang menyayangi kita pasti menginginkan yang terbaik bukan? Bisakah kita melihat hasilnya sekarang? Bisa!

Dirimu yang sekarang adalah dirimu yang dahulu dipaksa untuk melakukan ini itu oleh orang tuamu. Kalau dulu kamu selalu dipaksa untuk selalu bangun pagi, mungkin kini kamu telah menjadi seorang karyawan teladan yang tidak pernah terlambat masuk kantor. Sesimpel itu. Iya. Bagus kan hasilnya? 

Jadi kalau saat ini kamu berada dalam situasi yang agak dipaksa [atau terpaksa?], percaya saja itu yang terbaik. Percaya saja kamu akan merasakan manisnya kelak.

Menginjak dewasa, saya semakin sadar akan berkurangnya paksaan-paksaan itu. Tidak ada lagi ‘reminder’. Hanya alarm handphone serta tubuh dan sedikit memori di otak yang menjadi pengingat akan semua kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan seorang manusia dewasa. Apa peran orang tua saya telah hilang? Bisa jadi. Sampai tahap ini mungkin semua orang akan mengalami hal yang sama. Yang kita butuhkan sekarang hanyalah secangkir kopi dan orang asing yang menyayangi kita sebagai pengganti orang tua yang semakin lama semakin berkurang kemampuan dan kekuatannya.

Melihat ke dalam diri sendiri. Apa sih yang saya butuhkan saat ini? Uang? Cinta? Atau paksaan-paksaan orang tua sewaktu kecil dulu agar saya selalu bisa menjadi orang yang stay on the track?

Uang

My love, uang bisa dicari jika kita berusaha. Selalu ingat saja bahwa rejeki sudah ada yang mengatur. Cacing di dalam tanah pun punya rejekinya sendiri. Agak menyedihkan kalau seorang manusia berputus asa dari rahmat-NYA. Bagi yang merasa sudah berkecukupan bahkan sampai berlebih, tidak perlu jumawa. Apalagi sampai memandang rendah seseorang karena harta dan kedudukannya. Saya sekadar mengingatkan bahwa kita semua dulunya sama-sama spermatozoa kok.

Cinta

Tahukah kamu sebuah riset mengatakan kalau hanya butuh 7 detik untuk tertarik kemudian jatuh cinta kepada seseorang? Iya, tidak lebih lama dari mengaduk secangkir kopi. Kita bisa menemukan cinta di mana saja dan kapan saja. Pada waktu yang tak terduga. Semudah ketika bertemu orang di suatu tempat makan, berkenalan, lalu jatuh cinta begitu saja. Bahkan kadang, tak butuh alasan sama sekali.

Ah, ini rumit. Pengen naik gunung lagi aja.

Papandayan, 2013


You Might Also Like

0 comments

Kindly give me your thoughts. Thank you.