The Real Man Never Leaves His Lady

By May 16, 2012

The real man never leaves his lady...


Nampaknya ungkapan seperti itu layak disematkan kepada Alessandro Del Piero, pemain yang telah membela Juventus selama 19 tahun kebelakang sejak 1993. Meskipun saya seorang Interisti, namun keputusan Ale benar-benar membuat saya merinding sekaligus shock ketika mendengar ia akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Juventus musim ini. Tak terasa mata saya pun berkaca-kaca. Seolah seperti tidak percaya.

Sejak kecil, sejak saya mulai mengenal sepak bola tepatnya, yang saya tahu hanya Alessandro Del Piero dengan seragam Juventusnya. Saya tidak pernah melihat ia mengenakan kostum seragam lain meski ia pernah mengenakan kostum Padova pada 1991-1993, namun saya masih terlalu kecil untuk mengetahuinya. Tidak serta merta kemudian saya menjadi seorang juventini, saya tidak tertarik untuk jatuh cinta kepada tim tersebut meski pada medio 90-an Juve sedang sangat berdigdaya. Darah saya biru-hitam, dan saya lebih tertarik untuk mengamati Alvaro Recoba CS.

Memasuki medio 2000-an, pergeseran kekuatan terjadi di Italia. Pada tahun 2006, skandal calciopoli menerpa beberapa tim top yang selalu menjadi rival Inter selama ini. Juventus harus terdegradasi ke Serie B, dan hak scudetto pun harus dicabut. Juventus terpuruk. Inter berjaya.

Mungkin sebagian orang beranggapan, adalah hal yang sangat bodoh jika terus tetap bertahan di juventus yang berlaga di Serie B. Saya pun heran mengapa Pavel Nedved, Buffon, Trezeguet, dan Del Piero tidak meninggalkan kota Turin pada saat itu. Siapa yang tidak kenal mereka? Padahal jika mau, mereka bisa saja berlabuh ke klub lain yang bermain di liga champions, dan mungkin dengan gaji yang lebih besar. Keputusan yang aneh menurut saya pada saat itu.

Jelas dengan nama-nama mentereng macam itu, Serie B bukanlah kelas mereka. Hanya butuh waktu setahun untuk kembali lagi ke Serie A. Namun serie A telah mempunyai raja baru, Inter Milan. Pada awal juventus kembali ke Serie A, mereka tak ubahnya seperti tim promosi, meski telah mempunyai bintang dua. Juventus masih belum mampu mengimbangi dominasi Inter.

Seiring dengan berjalannya waktu, juve menata kembali kedigdayaan mereka pada medio 90-an silam yang telah tercecer. Ketepatan dalam memilih pemain menjadi kunci keberhasilan Juventus. Nama-nama besar kembali didatangkan macam Andrea Pirlo, Mirko Vucinic, dan beberapa pemain muda potensial yang siap meroket namanya di masa depan seperti Arturo Vidal, Martín Cáceres, maupun Alessandro Matri.

Dan, Juventus pun meraih Scudetto (kembali).

Kemenangan 3-1 Juventus melawan Atalanta pada giornata terakhir serie A 2011/2012 menjadi pertandingan sekaligus gol terakhir yang dipersembahkan Ale kepada Juventus yang telah menjadi pemain dengan penampil dan pencetak gol terbanyak sepanjang masa.

Seluruh isi stadion dan pemain Atalanta pun turut memberikan applause ketika dirinya harus ditarik di babak kedua. Terlihat beberapa fans menguraikan air mata tanda ucapan selamat tinggal kepada seorang legenda dengan loyalitas tanpa batas. Sebuah loyalitas yang tidak bisa dinilai dengan apapun.

Now the man has to leave the old lady. Jadi, inilah arti dari sebuah loyalitas yang telah Alessandro Del Piero ajarkan kepada seluruh pencinta sepak bola. Kita tidak bisa meninggalkan sebuah tim yang kita cintai ketika sedang terpuruk. Dan ketika tim tersebut telah meraih kembali kedigdayaanya, kita akan meninggalkannya dengan penuh rasa hormat.

Thanks for teaching us, Ale!

Grazie!

You Might Also Like

1 comments

Kindly give me your thoughts. Thank you.