Life in Words

Petuah Bijak

By Sayyidskiy December 07, 2013 Ilmu Pengetahuan Umum, Nasihat

Lah, gue punya blog? It's been awhile since i got so many things to do in real life. Yes, blog isn't a real life. It doesn'...

Lah, gue punya blog?

It's been awhile since i got so many things to do in real life. Yes, blog isn't a real life. It doesn't make money either [at least to me]. So i don't have to put too much attention to it. My life is getting real serious right now. O damn!

Seperti pepatah lama yang mengatakan "Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan". Belom pernah denger kan lo? Sama. Gue juga baru googling barusan.

Kurang lebih artinya gini "Terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada di tangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat."

Iya, makanya jangan terlalu berharap sesuatu yang belum pasti. Syukuri saja apa yang sudah ada. Yet also don't let your dreams be dreams. If you wanna dream, dream big then! Maksudnya adalah jika kita punya mimpi, mimpinya jangan tanggung-tanggung. Tapi jangan lupa juga untuk mensyukuri apa yang sudah kita punya saat ini. Mimpi boleh dikejar, yang gak boleh dikejar cuma rusa, karena yang mengejar rusa cuma cheetah. Janganlah engkau mengambil jatah milik orang lain. Karena sesungguhnya jatah orang lain itu adalah milik orang lain. Oleh karena itu, berbahagialah bagi kamu yang masih memiliki orang tua. Jangan sia-siakan mereka selagi mereka masih hidup. Berbaktilah kepadanya karena orang yang lebih tua harus dihormati, dan orang yang lebih tua dari kita adalah orang tua kita. Berdoalah untuknya. Ingat doa apa yang mereka panjatkan ketika kelak engkau beranjak dewasa? Iya, berguna bagi nusa dan bangsa. Sekarang adalah giliranmu. Salah satu cara agar dirimu berguna bagi bangsa adalah dengan membayar pajak. Meskipun kita semua tahu banyak oknum yang suka menggelapkan pajak. Namun paling tidak, kita sudah berusaha. Selebihnya biarlah Allah yang menentukan. Karena bagaimana pun juga kita hanyalah manusia biasa yang tak luput dari dosa dan rasa bersalah. Bahkan ada kata 'anus' dalam 'manusia'. Apa hubungannya? Silahkan cari tahu sendiri.

Salam super untuk kita semua!

Ohya satu lagi pesan dari temen gue...

Ketika Nonton Bola Tak Lagi Nyaman

By Sayyidskiy October 17, 2013 Tentang bola

Lagi iseng-iseng muterin dunia maya, nemu artikel bagus dari bola.net yang bahas iklan ketika pertandingan sepak bola tengah berlangsun...

Lagi iseng-iseng muterin dunia maya, nemu artikel bagus dari bola.net yang bahas iklan ketika pertandingan sepak bola tengah berlangsung. I was about to write this though. Sempet kesel juga pas kemarin nonton Ina U-19 VS Korsel U-19 tiba-tiba ada iklan nyembul di tengah pertandingan. Ini kampret banget. Sama rasanya kayak lagi makan burger tapi pas digigit ternyata isinya jengkol bukan daging. Kampret right? So, here is the article...

------ Sebagai penggemar sepakbola sejati, Anda tentu paham tak ada yang mengalahkan nikmat menyaksikan sepakbola langsung di stadion - antusiasme, hasrat bahkan drama di lapangan, rasanya tak tergantikan.

Namun tidak semua dari kita bisa hadir di stadion setiap saat, entah karena itu kendala ekonomis, jarak maupun fisik. Dan dalam beberapa abad terakhir, kemajuan teknologi berusaha menutupi gap tersebut, mulai dari laporan pandangan mata di radio, siaran langsung di televisi maupun streaming via internet.

Bagi kita di tanah air, tayangan langsung di televisi sudah begitu membantu menjembatani dukungan dengan tim-tim kesayangan, terutama di pentas Eropa. Bahkan juga untuk tim nasional yang kita siram dengan dukungan patriotisme meski hanya lewat teriakan di depan layar kaca.

Namun saya, dan mungkin sebagian penikmat sepakbola, mungkin kini merasakan kenikmatan tersebut tak lagi sempurna. Penyebabnya tentu adalah 'kecerdikan' stasiun televisi mengelola iklan dalam siaran langsung sepakbola.

Sebagai tayangan yang menyajikan 90 menit, atau lebih, penuh aksi, merupakan hal yang tak lazim jika diselipi rayuan komersial. Saya sendiri masih berusaha maklum kala iklan dalam tayangan sepakbola masih berupa teks berjalan di bagian bawah layar yang tak terlalu mengganggu. Namun sepertinya pemakluman itu disikapi sebagai penerimaan sehingga teks berjalan kemudian disulap menjadi animasi yang terkadang mengalihkan aksi sebenarnya di lapangan.

Lebih geram lagi ketika saya menyaksikan perjuangan skuat Garuda Jaya di babak kualifikasi Piala AFC U-19 kemarin. Bagaimana tidak, dalam suasana tegang dan panas menyaksikan anak asuh Indra Sjafri bersimbah darah dan peluh di lapangan, stasiun televisi yang mendapatkan hak tayang menyisipinya dengan iklan berdurasi cukup panjang layaknya sebuah sinetron, meskipun itu di tengah jeda aksi di lapangan.

Saya sebelumnya berusaha memahami jika sebuah tayangan sepakbola membutuhkan sokongan finansial dan itu didapat salah satunya dengan iklan. Dengan sebagian besar, jika tidak seluruhnya, dari 200 juta lebih bangsa Indonesia menyaksikan televisi di saat bersamaan, potensi bisnis yang hadir begitu besar untuk dilewatkan. Namun cara ala stasiun televisi tersebut membuat sepakbola sebagai sebuah tontonan hiburan, tak lagi nyaman dinikmati. Sepantasnya sebagai stasiun televisi berskala nasional, mereka memikirkan cara yang lebih elegan dan kreatif untuk menyisipkan promosi dalam siaran penuh fanatisme macam sepakbola.

Dan jika dirunut pada aturan FIFA, cara 'ilegal' seperti itu sebetulnya tidaklah dibenarkan. Otoritas tertinggi sepakbola dunia itu sudah dengan tegas melarang penggunaan 'iklan virtual', apapun bentuknya, segera ketika tim memasuki lapangan hingga meninggalkan lapangan - terutama dalam kalender resmi macam Piala AFC U-19 kemarin.

Selain iklan, yang kerap mengganggu benak saya adalah pertandingan sepakbola kerap harus mengalah dari tayangan opera sabun di televisi. Sering kita jumpai di negeri ini, partai yang seharusnya bisa ditayangkan petang hari harus molor menjadi lebih malam karena stasiun televisi yang memenangkan hak siar belum selesai mengudarakan acara unggulannya. Sungguh ironis karena permainan fisik macam sepakbola sejatinya tak ideal dimainkan di waktu larut, apalagi jika cuaca tengah tak bersahabat.

Mungkin kita sebagai pecinta sepakbola takkan bisa menuntut apapun dari stasiun televisi, terutama di tengah dunia sepakbola yang dijerat gurita bisnis - bahkan di luar negeri sekalipun. Namun setidaknya kita bisa berharap pihak-pihak terkait mempertimbangkan cara lebih kreatif untuk menggabungkan sepakbola dan kepentingan komersilnya, karena unsur sejati yang tak bisa dihilangkan dari permainan di lapangan hijau adalah aksi yang menghibur tanpa interupsi. Semoga doa kita didengar...-------

Diambil dari (.)(.)

Tamasya Murah Menyehatkan

By Sayyidskiy August 16, 2013 Holiday

* Keluar dari gunung huakwo * Taqobbal Allohu minna wa minkum taqobal ya kariim. Met lebaran semua! Mohon maaf lahir dan batin. M...

*Keluar dari gunung huakwo*

Taqobbal Allohu minna wa minkum taqobal ya kariim. Met lebaran semua! Mohon maaf lahir dan batin. Maafkan saya yang terlalu lama bertapa di gunung huakwo dan gak sempet nulis di sini lagi.

Setelah disibukkan dengan berbagai aktivitas keagamaan dan ketidak-beragamaan, akhirnya gue bisa punya waktu buat update blog ini lagi. Sok sibuk. Padahal orang yang sok sibuk biasanya gak sibuk-sibuk amat. Seperti halnya orang yang sok tau, namanya juga sok tau. Ya gak tau apa-apa lah ya. Begitu juga yang sok imut, kalo imut beneran sih gak papa. Ahahey!

Minta maaf lagi ah…

Ohya ternyata presiden Indonesia masih SBY ya? Terus itu siapa wakilnya? Masih yang dulu? Budiii… Ehmm... Budii… Errr! Ah, sudahlah. Bikin kram otak aja.

Ternyata benar ya, segala sesuatu itu harus terus dilatih agar tidak kehilangan touch-nya. For instance this writing, it takes more than 2 hours for me to write. Coba deh hitung, paling cuma beberapa huruf aja. Ini semua karena udah lama gak nulis. Ya karena lebih keseringan ngetik sih. Question! Should we change the term ‘Menulis’ into ‘Mengetik’ since you can only do writing on a piece of paper?

There should be something intriguing you to do something. Ini yang bikin belakangan ini gue agak males update blog. Jangankan blog, twitter aja udah jarang. Lebih sering bengong-bengong imut aja. Padahal libur lebaran gue kali ini cukup lama, sekitar 14 hari. Tapi tetep gak ngerti juga mau ngapain. Tapi apa hubungannya sama jarang ngeblog ya?

Baiklah, untuk mengisi liburan dan kebosanan yang melanda, gue dan beberapa teman temin masa MAN 4 dulu merencanakan liburan ke suatu tempat yang dirahasiakan. *Lah ini begimana mau cerita?*

Singkat kata, setelah melalui perdebatan panjang di K*F*C ketika bukber bareng (buka bersama bareng), akhirnya kita memutuskan untuk pergi lagi ke Baduy seperti yang kita lakukan beberapa tahun yang lalu. Namun sayang rencana tersebut tidak berjalan. *ini niat cerita kagak sih?*

Oke, dikarenakan satu dan lain hal, akhirnya kita memutuskan untuk bermain air di Ocean Park BSD. Tampang udah pada tua tapi liburannya cuman main aer dan panas-panasan. Yah gitu deh. Ini adalah opsi terbaik setelah mempertimbangkan banyak faktor yang di antaranya adalah jarak dan waktu.

Kita berkumpul di sekolah yang telah membesarkan nama kita dulu pada pukul 7 pagi. Lumayan udah lama gak liat ni sekolah lagi, sekarang udah jenggotan gitu. Seperti biasa, Lia telat. Sebagai konsekuensinya, dia kita tinggal. Eh, malah dia yang marah-marah. Ini yang telat siapa yang marah siapa… Gak tau diri banget tuh kodok. Mau liat tersangkanya seperti apa? Enggak? Yowis.

Kangen main futsal di sini :(

Nunggu kodok

Sampai di Ocean Park sekitar pukul 10 pagi. Kenapa lama? Karena si kodok tadi. Doi kalo belom dikasih beling bakal ngambek terus. Mana abis lebaran toko-toko masih pada tutup pula. Padahal perjalanan sebenernya cuma sekitar 30 menit.

Ngantri tiket

Kodok yang paling kiri

You know sinetron-sinetron yang suka menceritakan tentang seseorang yang akhirnya menemukan orang tuanya in the middle of nowhere, ujug-ujug ketemu aja gitu? Meeennnn, it happened to ipul. He finally found his father after 24 years! Ternyata bokapnya selama ini punya rumah makan di daerah Ocean Park. What a coincidence. Untung dia makan di situ. Tapi tetep harus bayar juga sih.

Tiket ocean park lumayan terjangkau. Harganya 75 ribu per orang. Tapi kalau pake kartu kredit atau debit dapet kortingan harga, tapi gak dapet karet pelampung, sama gak dapet asuransi jiwa sih kayaknya. Just wish you don’t get any accident then.

Sebelum main air makan dulu

Papah ipul

Di sana permainannya standar, sama kayak tempat-tempat lainnya yang sejenis yang sudah ada sebelumnya. Perosotan, air mancur, flying fox, yah macam gitu lah. Sayang banget kita gak sempet ngambil foto karena HP dan dompet disimpan di loker yang sekali buka tariffnya 20 ribu itu. Kalau dilihat dari ramainya pengunjung yang menggunakan loker dikalikan dengan jumlah loker yang ada, gue bisa naikin haji nyokap gue dari uang loker itu hanya dalam waktu sebulan! Ngehek abis pokoknya.

Sebelum pulang, kita mampir makan dulu di D’cost yang hampir semua menu yang kita pesan gak available. Tau deh, kayaknya gak niat jualan.

Well, inti dari liburan emang cuma buat ngabisin duit sih. Even so, yang penting kita semua senang. Meskipun papah gak punya uang.

Sampai jumpa lagi tahun depan! Insya Alloh! Kalo udah dipakein atap pasti saya datang lagi!