-

By February 13, 2014


Aku senang, semalam kamu akhirnya hadir juga di mimpiku untuk pertama kalinya setelah kamu meninggalkan aku. Akhirnya kita bisa bertemu lagi setelah terakhir kali kita bertemu di rumah sakit itu ya. Aku mengusap keningmu dan membacakanmu jantung Al-qur’an. Tapi aku kecewa, aku tak mengenalimu di mimpi itu. Arin yang aku tahu dulu tidak seperti itu, satu kalimat tak akan cukup kamu sampaikan. Kamu mampu berbicara ratusan kata per menit dengan begitu cepat saat kita bertemu. Seakan ada banyak hal yang berkecamuk di kepalamu. Kamu selalu tersipu malu ketika aku menatap dalam matamu. Senyum itu, senyum yang selalu terurai setiap detiknya. Seakan telah begitu lama kita tidak bertemu, padahal seingatku, bulan pun belum sempat berganti.

Mengapa kamu berkata seperti itu, sayang? Aku tak mampu mengartikannya. Satu kalimat yang mempunyai makna yang sungguh teramat dalam bagiku. Aku tahu kamu tak ingin melihatku tersiksa karena rindu, rindu yang tak akan pernah usai, rindu yang sia-sia. Apa aku salah? Aku hanya ingin mengucap rindu. Aku yakin kamu telah tenang di sana. Semua amal kebaikanmu pasti mampu menyinarimu di sana.

You Might Also Like

0 comments

Kindly give me your thoughts. Thank you.