Tik Tok, Bowo, Cyberbullying

By July 04, 2018 , ,

Sumber: Google
Beberapa hari ini, baik di media sosial, grup Whatsapp kantor, grup Whatsapp sekolah, kampus, badminton, futsal, ramai oleh nama Bowo. Yaelah Bowo lagi Bowo lagi. Kasian amat ni bocah. Begitu kira-kira yang saya ucapkan setelah menerima gambar Bowo yang diberi caption hinaan di dalamnya.

Bagi yang juga aktif di media sosial pasti tahulah ya siapa Bowo itu. Bowo yang dimaksud itu bukan Prabowo Subianto ketua umum partai Gerindra. Don’t get it wrong. Bowo ini adalah seorang bocah yang terkenal berkat ‘keahliannya’ bermain Tik Tok yang baru berusia belasan tahun saja [13 sepertinya]. Usianya tak jauh berbeda dengan adik saya.

Apa salah Bowo? Tidak ada yang salah sebetulnya dengan Bowo serta cara ia menggunakan aplikasi Tik Tok tersebut. Itu hak semua orang untuk berkreasi menyalurkan kreatifitas mereka, apapun medianya. Kebetulan saja Bowo lebih mengenal Tik Tok, lebih tahu, serta lebih pandai menggunakannya ketimbang secara langsung memainkan alat musik atau bernyanyi. Kalau Bowo hidup di zaman pra-sejarah, pastilah ia sudah membuat prasasti. Iya. Tidak ada yang salah dengan itu semua.

Jujur nih. Beberapa minggu yang lalu saya sempat mencari tahu apa itu Tik Tok dan bagaimana cara memainkannya. Hasilnya? Susah, lho! Asli! Kita harus pandai memilih lagu yang tepat yang sesuai dengan mood atau momen yang akan kita buat, lalu memutar-mutar handphone, memotongnya, dan mengedit agar mendapatkan hasil yang epic. Bagi saya, itu susah dan ribet. Tapi bagi Bowo dan para artis Tik Tok lain, itu adalah cara ia berkreasi. Sama saja sebetulnya seperti mengedit video menggunakan media yang lebih serius macam Adobe Premiere, hanya saja, Tik Tok dibuat agar lebih simple, kekinian dan mobile friendly.

Lalu kembali lagi ke pertanyaan, salahnya Bowo di mana? Salahnya Bowo adalah ketika ia dengan mudahnya memanfaatkan ketenarannya [Star Syndrome] untuk menyelenggarakan acara Meet and Greet dengan tarif yang ditentukan. Belakangan beredar tangkapan layar dari salah seorang netizen yang diketahui baru saja bertemu Bowo untuk membetulkan Instagram milik Bowo. Selidik punya selidik ternyata Bowo sendiri mengatakan bahwa acara tersebut bukan inisiasi dari dirinya namun dari orang lain, bahkan ia tak menerima sepeser pun rupiah dari acara tersebut. Entah benar atau tidak. Semoga saja benar. Terlepas dari itu semuadan apa yang telah dilakukannya, ia hanyalah seorang anak kecil yang sedang mencari aktualisasi diri. Saya, Kamu, Kita, pernah berada di fase itu. Fase alay.
Sumber: Google
Sumber: Twitter
Seketika saya terbayang jika saja adik saya juga memainkan Tik Tok lalu terkenal, dan melakukan apa yang Bowo lakukan, kemudian mendapat Bullying sama dengan apa yang Bowo terima di media sosial miliknya saat ini. Apa yang akan saya rasakan sebagai kakak? Apa yang orang tua saya rasakan? Oleh karena itu sejak awal muncul fenomena Bowo atau artis-artis yang terkenallalu kemudian dibully, saya tidak berkomentar sedikitpun atau malah justru ikut-ikutan mem-bully-nya di media sosial karena hal tersebut pasti akan sangat mengganggu mentalnya juga keluarganya. Stress? Iya. Malu? Mungkin. Bunuh diri? Bisa jadi. Lihat saja bagaimana kasus Amanda Todd, atau salah seorang siswi di Riau ini.

Indonesia darurat Cyberbullying dan Hate Speech, kata KPAI. Hal tersebut membuat saya ingin muntah belakangan ini. Apalagi akan ada pemilihan presiden. Pilpresnya tahun depan, nebar Hate Speech-nya dari sekarang. Pasti sudah melihat kan perselisihan antara kubu yang satu dengan kubu lain? Yang satu panggil Cebong, yang satu panggil Kampret.

Kalau dulu ada Young Lex, Awkarin, Marko Simic, sekarang Bowo, nanti... Saya? Bisa jadi. Yah siapa tahu saya khilaf kemudian viral dan dihujat di media sosial. Hwahahaaa

Saya hanya ingin berpesan kepada para netizen yang maha benar dengan segala firmannya, mbok ya kalau ada orang yang menurut kalian salah itu dikoreksi dengan baik-baik, tidak perlu menghujat secara massive kepada yang bersangkutan. Kendalikan jempol. Mana caption-caption puitis yang kalian buat di akun kalian itu? Hih! Pencitraan!




Netijen galak-galak bat yak
The question then pops out... What has Bowo done to YOU that makes YOU going nuts and hate him so much? If you don't like it, simply just leave it. Life is just as simple as that, ma lov.

3 Juli 2018, pemerintah melalui Menkominfo secara resmi telah memblokir Tik Tok. Bagi Bowo dan para Muser [Seniman Tik Tok dan Musically] mungkin musibah, tapi bagi saya dan beberapa kawan yang memang generasinya berbedayang tidak merasakan faedahnya secara langsung maupun tidak langsungya biasa-biasa saja. Asal internet cepat saja sudah senang kok. *mulai berasa tua*

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan kalau pemblokiran aplikasi tersebut lantaran banyak mengandung unsur negatif di dalamnya. Alhamdulillah, berarti nanti batu batre juga diblokir.

Ohya, met lebaran ya... Mohon maaf lahir dan batin. 🙏

You Might Also Like

0 comments

Kindly give me your thoughts. Thank you.