Patah hati itu biasa saja

By July 31, 2010 ,

It's 3 in the morning ...

Dengan mata sedikit merah gue masih terjaga, gue habis dari dapur untuk mengambil seupil makanan dan sekutil minuman. tidak biasanya gue melakukan hal seperti itu dipagi buta. Biasanya, gue cuma ngopi2 kecil saja sambil nonton bola. tapi malam itu benar2 berbeda. kebiasaan gue ketika sedang stress berat adalah LAPER. Yeah, gue lagi laper banget.

malam itu memang gue sedang dilanda stress berat. Dan sedang mengalami hari yang buruk.

Hari buruk gue diawali dari adik gue yang pagi2 buta sudah dengan se-enak jidatnya saja mengutak-ngatik komputer sakral gue tanpa sepengetahuan gue. Sebagai kakak yang baik, gue diemin dia melakukan hal tersebut. Mungkin saja nanti di umur 10 tahun dia sudah bisa menjadi seperti Roy Suryo yang sangat handal sekali dalam mengidentifikasi gambar2 bokep.

Aha, apakah upil ini gambar asli?atau rekayasa?sangat mencurigakan. absurd sekali sodara-sodara!

Tapi enggak lah, jangan sampai kaya dia.

alhasil? komputernya nge-hang!

Melesat ke siang harinya, ketika gue terbangun dari bobo siang. gue mendapati rumah dalam keadaan kosong. tidak ada seorangpun yang tersisa dirumah pada saat itu. bangun tidur laper dong pastinya?gue segera cek kedapur dan nyokap hari itu lagi masak urapan, tempe, dan tahi. eh tahu!

padahal gue gak begitu suka tahi, eh tahu!

tapi ya sudahlah, dari pada mati kelaperan, lebih baik mati kekenyangan.


Menginjak malam hari, sesaat setelah menyantap makanan dan bercengkrama dengan keluarga. seperti biasanya juga gue pergi kekamar untuk sekedar mendengarkan musik, mencet2 hape, dan hal2 gak penting lainnya yang biasa dilakukan oleh orang yang kurang kerjaan.

Tiba2 telepon berdering. Ternyata incoming call dari orang yang tersayang (BUKAAANNN2....KAKEK GUA UDAH MENINGGAAAALL!).

ternyata si ay yang menelpon, ay adalah panggilan kesayangan gue buat si pacar. singkatan dari Alay. ;-p

"ha, halooh."

“Iyaa……Bla…bla…blaaa…”

“Haha…haha…haha…”
“qiqiqiqiqiq…qiqiqiqi…qiqiqiqi…”

“Masa sih?ko bisa?iihh….cucoooo ddeeeeehhh”

“Bleep…bleep…bleep…”


After few minutes our conversation... ... ...
After laughing together………


*Cricket’s sound


"aku dari kemaren pengen ngungkapin uneg2 aku selama seminggu ini nih, semenjak sikap kamu berubah.”

“Iya, apa?”

“ng...kayaknya enak ya kalo kita berteman kaya dulu lagi!"


*DZIIIG!
*PLAK!
*KAPOW!
*GONJRENG!
*LaLaLaLaLa!



Suasana mendadak berubah, yang sebelumnya kita tertawa bersama, tiba2 menjadi sangat mistis sekali.


Bagaikan disambar petir di dalam laut. yang mana pasti akan dua kali lipat rasa sakitnya, karena air adalah penghantar listrik yang baik dan udah pasti tenggelem juga.

Coba bayangkan!!!

Jasad kita gak bakalan ada yang mengenang lagi. akan hancur terurai oleh asinnya air laut dan menyebar kemana-mana tak bersisa, berserakan, berantakan, berceceran seperti iler, dimakan ikan2, tulang2 kita terbenam jauh didasar laut.

Yang tersisa hanyalah nama, itu juga kalo kita berguna bagi negara, paling enggak nama kita bisa dijadikan nama jalan ato nama gang. Bagaimana kalo kita tidak berguna bagi nusa, bangsa, agama, orang tua? Berarti kita memang pantas ke laut.

Fyuuuhhh, gue sendiri sampai detik ini gak ngerti masalahnya apa sampai dia bisa berbicara seperti itu.

Apa memang dia yang sudah bosen dengan gue? Apakah gue yang memang belum bisa menjanjikan dia banyak hal? Apakah Cuma karena sifat dan mood gue yang selalu berubah-ubah? Apakah dia tidak bisa menerima kekurangan orang lain? Apakah karena kita seumuran? Suatu hal yang sangat vintage/retro/jadul/siti nurbaya sekali jika semua ini dikaitkan dengan umur!


Gue terpaku sejenak, teringat Muka nasib gue yang mirip Patkay, seraya bergumam dalam hati "hufhf...dari dulu memang beginilah cinta, deritanya tiada akhir."


setelah gue bergumam dalam hati seperti itu, kita terlibat adu mulut yang sangat sengit.


iPod yang secara kebetulan sedang memutarkan Lagu Exit Music-nya RADIOHEAD, terasa sungguh semakin menohok leher dan memekakkan telinga. Tanpa terasa mata ini berkaca-kaca, meradang dan memerah, bibir sudah kelu, tidak bisa lagi berkata apa2. hanyalah hati yang saat itu bisa diandalkan untuk berbicara dengannya. Dengan harapan, dia pun akan mengerti bahasa hati yang gue sampaikan yang tidak bisa terucap di bibir yang sudah kelu ini.



Tutt…tut…tuttt… … …



Dan gue pun, geleng-geleng.




*Masalah adalah suatu proses pendewasaan, proses pendewasaan yang akan membimbing kita untuk menjadi pribadi yang tangguh dan tabah jika kita menghadapinya dengan kepala dingin dan senyuman. Percaya saja bahwa ada tuhan yang mem-back up kita.


(Alvaro Recoba Armando de contrera silvya Hernandez, 2010)

You Might Also Like

0 comments

Kindly give me your thoughts. Thank you.