Masih Tentangnya III
Dear you,
Kemarin aku nonton Mario
Teguh Golden Ways. Jadi ingat beberapa waktu lalu kita menyaksikan acara ini
bersama sambil tertawa terbahak-bahak karena seseorang yang menyantet mantan
kekasihnya. :’)
Kali ini temanya “Mantanku
Penyiksaku”, kini aku menangis. Kamu tau? Ternyata banyak orang di luar sana
yang merasa tersiksa dan tersakiti karena melihat bekas orang yang disayanginya
bahagia bersama orang lain? Apakah mereka egois? Kenapa mereka tidak senang
melihat orang lain senang?
Seorang teman malah sempat
berucap kalau ia lebih baik melihat mantan kekasihnya itu dipanggil yang maha
kuasa ketimbang bahagia bersama orang lain. Sampai segitunya ya? Ia tidak tahu
akan adanya efek domino yang sangat panjang. Bagaimana dengan perasaan orang
tuanya? Adiknya? Kakaknya? Sahabatnya? Sangat egois. Aku hanya mampu
menasihatinya dan memberikannya sedikit gambaran mengenai apa yang aku rasa.
Hanya sedikit. Iya, karena aku ada di posisi itu saat ini.
Kalau kamu bertanya seperti
apa rasanya, rasanya seperti jatuh dari gedung lantai 15. Begitu hancur, begitu
sakit, begitu perih. Aku lebih baik merasakan 1000 kali putus cinta. Karena
percayalah, putus cinta tidak ada apa-apanya ketimbang putusnya kehidupan.
Segala harapan, kenangan, cita-cita memudar bersama keringnya air mata.
Sebuah lagu dari salah satu
band Jakarta mengatakan kalau orang yang paling mampu menyakiti kita adalah
orang yang paling kita sayangi. Ah, rasanya benar sekali.
Kamu bukan penyiksaku, kamu
cambuk yang mampu membangunkanku ketika aku lengah. Kamu bukan mantanku, jauh
di dalam hati ini, aku menempatkanmu di tempat yang spesial.
Thanks for being
there.
At the end of the show, there was this quote “Kalau memang seseorang tidak untuk kita, ya memang tidak untuk
kita. Maka ikhlaskanlah.”
0 comments
Kindly give me your thoughts. Thank you.