Teman-teman gue yang dulu sering ranking 1, sekarang kerjanya apa ya?
Sometimes, I’m thinking...
Teman-teman gue yang dulu
sering ranking 1, sekarang kerjanya apa ya? Atau teman-teman dan kakak kelas
gue yang dulu sering ikut lomba-lomba dan olimpiade-olimpiade gitu sekarang
udah jadi menteri apa ya? Lalu, si ketua OSIS bagaimana ya nasibnya sekarang?
Apakah mereka semua udah jadi orang sukses?
Well, kalo mantan ketua OSIS
yang sampai saat ini masih berhubungan sama gue sih sekarang udah jadi guru TK dan mengajar
di beberapa tempat les. Hihi *mudah-mudahan orangnya gak baca*
Jika mungkin nanti mereka
semua dikumpulkan menjadi satu dan menceritakan kehidupannya masing-masing
setelah masa jaya mereka dulu, pasti seru. Gue bawa anak sambil bilang “Wahai
anakku, lihatlah. Mereka dahulu adalah orang-orang pintar pada zamannya. Harus
kamu contoh. Kamu harus rajin belajar sampai kurus, nak. Bahagiakan mamah papah.”
Sekitar satu dekade lalu,
ketika masih SMP tepatnya. Masih jernih dalam ingatan gue ketika sedang upacara
bendera. Kepala sekolah yang pada saat itu tengah berpidato tiba-tiba memanggil beberapa
kakak kelas yang berprestasi ke depan lapangan upacara untuk diberikan
penghargaan atas jasa mereka yang telah berhasil memenangkan beberapa perlombaan MIPA
dan penulisan karya ilmiah se-Jakarta. Terlihat beberapa piala segede anak umur
5 tahun berjejer di depan lapangan upacara yang telah siap untuk diberikan
kepada para siswa berprestasi tersebut. Contoh pialanya kayak gini nih kurang
lebih.
ini adalah piyala |
Gede banget lah pokoknya. Gue dan beberapa teman saat
itu yang tingkat kepandaiannya hanya setara bajigur anget, cuma bisa tepuk
tangan aja sambil bergumam dalam hati “Kapan selesainya sih nih upacara? Panas
woooyyy! Situ mah enak di depan ada atapnya. Gak ada toleransi banget sih.”
…
Beberapa waktu yang lalu,
gue ketemu sama kawan lama yang ternyata saat ini doi sudah menjadi pengajar di
salah satu sekolah internasional di bilangan Jakarta Selatan. Bukan, dia bukan
salah satu siswi berprestasi yang gue sebutin di atas. Yah, kita memang tidak
terlalu dekat ketika sekolah dulu, yang gue tau dia itu cantik, pintar, dan
populer. Sementara gue? Tidak cantik tentunya.
Di tengah percakapan, dia bertanya “Jadi, id. Lo sekarang ngapain aja?”
Jika saja ia seorang ibu-ibu berumur 40 tahun, maka bisa aja gue jawab dengan gampang kalo gue hanya seorang karyawan swasta. Tapi sayang dia bukan ibu-ibu. Gue ceritain apa yang terjadi dalam diri gue selepas lulus SMA. Dia cuma mangap dan mengangguk seakan gak percaya sama apa yang gue lakuin sekarang.
“Hah? Masa sih? Yang bener?
Kok bisa? Ngajar mahasiswa? Gak nyangka gue. Sekarang lo ganteng bangeeettttt
kayak Siwon!” Balasnya penuh rasa haru.
Oke kalimat terakhirnya itu
gue bohong.
Ungkapan-ungkapan seperti itu
udah sering gue denger ketika gue ceritain pekerjaan gue yang sebenarnya.
Banyak yang gak nyangka, heran, pikirannya bergejolak tak menentu. Mungkin
mereka berfikir padahal dulu gue termasuk siswa yang gak pinter-pinter amat di sekolah,
gak pernah ranking satu (Pas SMA, SD mah sering kok), gak pernah ikut lomba MIPA antar
SMA se-Jakarta, gak pernah jadi ketua OSIS, gak pernah jadi ketua ekskul, dan
sebagainya. Prestasi terbaik gue hanyalah mengerjakan soal UAN matematika
dengan mata tertutup dan dapat nilai 75.
Namun percayalah, God knows what’s best. Apa ranking 1 bisa menjamin kesuksesan karir? Gak juga. Dalam dunia kerja, atau dalam masyarakat pada umumnya, attitude dan bagaimana cara kamu bergaul dengan orang lain lah yang bakal menjadi modal utama dalam menjalani hidup ini. Well, mungkin sedikit, tapi gak begitu signifikan. Gue yakin orang Jepang pun gak bakal sukses kalo mereka gak disiplin. Semua orang punya jalan hidupnya masing-masing.
Sejak upacara SMP pada saat
itu berakhir, sejak saat itu pula gue udah yakin kalo semua orang gak harus
kayak gitu buat meraih mimpi dan sukses dalam karir dan hidupnya. We have our
own path, don’t we? Just be the best version of yourself. Insya Allah.
3 comments
hahaha... lagi googling nyasar kemari,pinter juga ngeblog nya.. pesen gw cm satu nisa pulang bareng ya
ReplyDeleteBru..baca sekali blog ini...langsung ngakak aq..bener jg sih artikel trsebut... salam sukses
ReplyDeleteSetuju gw kalo ranking itu gak bakalan ngaruh di masa depan tapi attitude dan cara bergaul kitalah yg akan membawa kita menuju kesuksesan.
ReplyDeleteKindly give me your thoughts. Thank you.