Bukan Roman Picisan
“People fall in love in mysterious ways, maybe just the touch of a hand.”
Ed Sheeran mungkin benar,
mungkin kita akan jatuh cinta dengan cara yang sangat amat sederhana. Tak terduga. Mungkin hanya
sekedar tatapan mata, senyum sapa, atau bahkan hanya dengan sentuhan tangan saja.
Iya, sesederhana itu. Aku pernah merasakannya. Bukan utopia. Dengannya. Aku ingat betul
bagaimana pertama kali tangan kita bersentuhan. Hingga tak mampu aku
menahan. Jantung yang berdegup perlahan.
Aku tak perlu memuja, merayu, menawarkan
ini itu, atau memberikanmu sesuatu. Bukan, bukannya aku tak sanggup, bukan pula
aku tak mau. Tapi memang begitulah adanya. Sangat sederhana. Terjadi begitu
saja.
Cinta itu sungguh anugerah yang
amat luar biasa. Percaya saja. Segalanya akan terasa begitu indah ketika jatuh
cinta. Setiap hari tak kan lagi sama. Aku tak perlu secangkir kopi hangat
di pagi hari untuk menyemangati. Satu baris ucapan selamat pagi saja sudah mencukupi.
Bertemu denganmu adalah sesuatu yang selalu aku nanti. Meski hanya dalam
mimpi.
Semua terasa begitu indah
hingga akhirnya kita berselisih mengenai banyak masalah. Memperdebatkan hal
yang kita anggap lumrah. Satu sama lain tak merasa salah. Mempertahankan ego
masing-masing hingga lelah. Pada akhirnya kita menyerah. Aku pasrah. Kamu berserah. Aku
hanya mampu menghela nafas, mungkin memang kita tak mampu untuk berjalan di alas
bara yang kian lama kian membakar. Mungkin yang kita butuhkan adalah mencari
pijakan baru agar kita tak semakin terkapar. Tak perlu saling bertengkar. Meski mungkin sukar.
1,5 tahun bukan waktu yang
singkat untuk menitipkan hati yang sebelumnya hancur tak karuan. Kepadamu aku percayakan untuk mencari serpihan-serpihan untuk dirangkaikan.
Membuatnya kembali bekerja seperti sedia kala. Terima kasih untuk semua.
“Maybe it’s all part of a plan.”
Kini, aku sungguh tak tahu harus memulai lagi dari mana.
Perjalanan hidup ini kembali mengingatkanku akan suka yang menjadi luka, luka menjadi duka. Entahlah, harus berapa kali aku mengucapkan selamat tinggal kepada cinta yang punggal. Ah, aku bukan Tuhan, berani betul menghendaki berbagai macam hal.
Perjalanan hidup ini kembali mengingatkanku akan suka yang menjadi luka, luka menjadi duka. Entahlah, harus berapa kali aku mengucapkan selamat tinggal kepada cinta yang punggal. Ah, aku bukan Tuhan, berani betul menghendaki berbagai macam hal.
0 comments
Kindly give me your thoughts. Thank you.