The Real Man Never Leaves His Lady
The real man never leaves his lady.
Nampaknya ungkapan seperti itu layak disematkan kepada Alessandro Del Piero, pemain yang telah membela Juventus selama 19 tahun kebelakang sejak 1993. Meskipun saya seorang Interisti, namun keputusan Ale benar-benar membuat saya merinding sekaligus shock ketika mendengar ia akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Juventus musim ini. Tak terasa mata saya pun berkaca-kaca. Seolah seperti tidak percaya.
Sejak kecil, sejak saya mulai
mengenal sepak bola tepatnya, yang saya tahu hanya Alessandro Del Piero dengan
seragam Juventusnya. Saya tidak pernah melihat ia mengenakan kostum seragam
lain meski ia pernah mengenakan kostum Padova pada 1991-1993, namun saya masih
terlalu kecil untuk mengetahuinya. Tidak serta merta kemudian saya menjadi
seorang juventini, saya tidak tertarik untuk jatuh cinta kepada tim tersebut
meski pada medio 90-an Juve sedang sangat berdigdaya. Darah saya biru-hitam,
dan saya lebih tertarik untuk mengamati Alvaro Recoba CS.
Memasuki medio 2000-an, pergeseran
kekuatan terjadi di Italia. Pada tahun 2006, skandal calciopoli menerpa beberapa tim top yang selalu menjadi rival Inter
selama ini. Juventus harus terdegradasi ke Serie B, dan hak scudetto pun harus
dicabut. Juventus terpuruk. Inter berjaya.
Mungkin sebagian oran g
beranggapan, adalah hal yang sangat bodoh jika terus tetap bertahan di juventus
yang berlaga di Serie B. Saya pun heran mengapa Pavel Nedved, Buffon,
Trezeguet, dan Del Piero tidak meninggalkan kota Turin
pada saat itu. Siapa yang tidak kenal mereka? Padahal jika mau, mereka bisa
saja berlabuh ke klub lain yang bermain di liga champions, dan mungkin dengan
gaji yang lebih besar. Keputusan yang aneh menurut saya pada saat itu.
Jelas dengan nama-nama mentereng
macam itu, Serie B bukanlah kelas mereka. Hanya butuh waktu setahun untuk
kembali lagi ke Serie A. Namun serie A telah mempunyai raja baru, Inter Milan.
Pada awal juventus kembali ke Serie A, mereka tak ubahnya seperti tim promosi,
meski telah mempunyai bintang dua. Juventus masih belum mampu mengimbangi
dominasi Inter.
Seiring dengan berjalannya waktu,
juve menata kembali kedigdayaan mereka pada medio 90-an silam yang telah
tercecer. Ketepatan dalam memilih pemain menjadi kunci keberhasilan Juventus.
Nama-nama besar kembali didatangkan macam Andrea Pirlo, Mirko Vucinic, dan
beberapa pemain muda potensial yang siap meroket namanya di masa depan seperti
Arturo Vidal, MartÃn
Cáceres, maupun Alessandro Matri.
Dan, Juventus pun meraih Scudetto
(kembali).
Kemenangan 3-1 Juventus melawan
Atalanta pada giornata terakhir serie A 2011/2012 menjadi pertandingan
sekaligus gol terakhir yang dipersembahkan Ale kepada Juventus yang telah
menjadi pemain dengan penampil dan pencetak gol terbanyak sepanjang masa.
Seluruh isi stadion dan pemain
Atalanta pun turut memberikan applause
ketika dirinya harus ditarik di babak kedua. Terlihat beberapa fans menguraikan
air mata tanda ucapan selamat tinggal kepada seorang legenda dengan loyalitas
tanpa batas. Sebuah loyalitas yang tidak bisa dinilai dengan apapun.
Now the man has to leave the old lady. Jadi, inilah arti dari sebuah
loyalitas yang telah Alessandro Del Piero ajarkan kepada seluruh pencinta sepak
bola. Kita tidak bisa meninggalkan sebuah tim yang kita cintai ketika sedang
terpuruk. Dan ketika tim tersebut telah meraih kembali kedigdayaanya, kita akan
meninggalkannya dengan penuh rasa hormat.
Thanks for teaching us, Ale!
1 comments
diehard loyalty.. #respect
ReplyDeleteKindly give me your thoughts. Thank you.