-
Aku senang, semalam kamu
akhirnya hadir juga di mimpiku untuk pertama kalinya setelah kamu meninggalkan
aku. Akhirnya kita bisa bertemu lagi setelah terakhir kali kita bertemu di
rumah sakit itu ya. Aku mengusap keningmu dan membacakanmu jantung Al-qur’an.
Tapi aku kecewa, aku tak mengenalimu di mimpi itu. Arin yang aku tahu dulu
tidak seperti itu, satu kalimat tak akan cukup kamu sampaikan. Kamu mampu
berbicara ratusan kata per menit dengan begitu cepat saat kita bertemu. Seakan ada banyak hal yang
berkecamuk di kepalamu. Kamu selalu tersipu malu ketika aku menatap dalam matamu.
Senyum itu, senyum yang selalu terurai setiap detiknya. Seakan telah begitu lama kita tidak
bertemu, padahal seingatku, bulan pun belum sempat berganti.
Mengapa kamu berkata seperti
itu, sayang? Aku tak mampu mengartikannya. Satu kalimat yang mempunyai makna
yang sungguh teramat dalam bagiku. Aku tahu kamu tak ingin melihatku tersiksa karena
rindu, rindu yang tak akan pernah usai, rindu yang sia-sia. Apa aku salah? Aku
hanya ingin mengucap rindu. Aku yakin kamu telah tenang di sana. Semua amal
kebaikanmu pasti mampu menyinarimu di sana.
0 comments
Kindly give me your thoughts. Thank you.