February 13, 2014
By
Sayyidskiy
February 13, 2014
lagi kangen
Aku senang, semalam kamu akhirnya hadir juga di mimpiku untuk pertama kalinya setelah kamu meninggalkan aku. Akhirnya kita bisa bertemu l...
Aku senang, semalam kamu
akhirnya hadir juga di mimpiku untuk pertama kalinya setelah kamu meninggalkan
aku. Akhirnya kita bisa bertemu lagi setelah terakhir kali kita bertemu di
rumah sakit itu ya. Aku mengusap keningmu dan membacakanmu jantung Al-qur’an.
Tapi aku kecewa, aku tak mengenalimu di mimpi itu. Arin yang aku tahu dulu
tidak seperti itu, satu kalimat tak akan cukup kamu sampaikan. Kamu mampu
berbicara ratusan kata per menit dengan begitu cepat saat kita bertemu. Seakan ada banyak hal yang
berkecamuk di kepalamu. Kamu selalu tersipu malu ketika aku menatap dalam matamu.
Senyum itu, senyum yang selalu terurai setiap detiknya. Seakan telah begitu lama kita tidak
bertemu, padahal seingatku, bulan pun belum sempat berganti.
Mengapa kamu berkata seperti
itu, sayang? Aku tak mampu mengartikannya. Satu kalimat yang mempunyai makna
yang sungguh teramat dalam bagiku. Aku tahu kamu tak ingin melihatku tersiksa karena
rindu, rindu yang tak akan pernah usai, rindu yang sia-sia. Apa aku salah? Aku
hanya ingin mengucap rindu. Aku yakin kamu telah tenang di sana. Semua amal
kebaikanmu pasti mampu menyinarimu di sana.
You Might Also Like
February 03, 2014
By
Sayyidskiy
February 03, 2014
lagi kangen
Dear you, Kemarin aku nonton Mario Teguh Golden Ways. Jadi ingat beberapa waktu lalu kita menyaksikan acara ini bersama sambil tertawa ...
Dear you,
Kemarin aku nonton Mario
Teguh Golden Ways. Jadi ingat beberapa waktu lalu kita menyaksikan acara ini
bersama sambil tertawa terbahak-bahak karena seseorang yang menyantet mantan
kekasihnya. :’)
Kali ini temanya “Mantanku
Penyiksaku”, kini aku menangis. Kamu tau? Ternyata banyak orang di luar sana
yang merasa tersiksa dan tersakiti karena melihat bekas orang yang disayanginya
bahagia bersama orang lain? Apakah mereka egois? Kenapa mereka tidak senang
melihat orang lain senang?
Seorang teman malah sempat
berucap kalau ia lebih baik melihat mantan kekasihnya itu dipanggil yang maha
kuasa ketimbang bahagia bersama orang lain. Sampai segitunya ya? Ia tidak tahu
akan adanya efek domino yang sangat panjang. Bagaimana dengan perasaan orang
tuanya? Adiknya? Kakaknya? Sahabatnya? Sangat egois. Aku hanya mampu
menasihatinya dan memberikannya sedikit gambaran mengenai apa yang aku rasa.
Hanya sedikit. Iya, karena aku ada di posisi itu saat ini.
Kalau kamu bertanya seperti
apa rasanya, rasanya seperti jatuh dari gedung lantai 15. Begitu hancur, begitu
sakit, begitu perih. Aku lebih baik merasakan 1000 kali putus cinta. Karena
percayalah, putus cinta tidak ada apa-apanya ketimbang putusnya kehidupan.
Segala harapan, kenangan, cita-cita memudar bersama keringnya air mata.
Sebuah lagu dari salah satu
band Jakarta mengatakan kalau orang yang paling mampu menyakiti kita adalah
orang yang paling kita sayangi. Ah, rasanya benar sekali.
Kamu bukan penyiksaku, kamu
cambuk yang mampu membangunkanku ketika aku lengah. Kamu bukan mantanku, jauh
di dalam hati ini, aku menempatkanmu di tempat yang spesial.
Thanks for being
there.
At the end of the show, there was this quote “Kalau memang seseorang tidak untuk kita, ya memang tidak untuk
kita. Maka ikhlaskanlah.”
You Might Also Like