POSTINGANNYA SUPER SEKALI!
30 hari terakhir di tahun 2011...
Ah, waktu terasa begitu cepat berlalu. Sepertinya baru tahun
kemarin saya merayakan tahun baru, kini sudah akan merayakannya lagi. Sungguh,
benar adanya jika ada orang yang mengatakan kalo kiamat sudah dekat. Waktu
menjadi semakin cepat, saya sampe bingung gimana bedain yang mana waktu yang
mana ejakulasi dini. Sama-sama cepat.
Gue masih ingat betul pas pertama kali menginjakan kaki di
tahun 2011, ketika itu gue mempunyai sebuah resolusi agar jumlah kepadatan
penduduk di indonesia
berbanding lurus dengan jumlah orang patah hati. Paling tidak, semakin banyak
orang yang patah hati lalu bunuh diri, populasi di jakarta bisa berkurang. I mean, kalo gak
kayak gitu, jumlah penduduk jakarta
gak akan pernah berkurang. Tapi ternyata tidak, semakin banyak yang patah hati,
justru semakin banyak pula populasi status menye-menye di facebook. Bikin males
buka facebook.
Suatu ketika di pertengahan tahun 2011, gue nonton program
teve yang suka nyemangatin orang-orang itu.
“SALAM
SUPER, PEMIRSA!” dengan jari telunjuk membentuk pestol-pestolan. #Dor!
Dor! Meletus balon hijau! |
Itulah kalimat yang paling sering di ucapkan oleh pembawa
acara dan motivator di acara tersebut. Gue bingung, ini orang kenapa? Apa-apa
dibilang super. Mau iklan, harus ngucapin Salam Super dulu. Abis ada yang
nanya, pasti di bilang “PERTANYAANNYA
SUPER SEKALI!”. Gue bingung, kayaknya itu orang cuma tanya berapa harga
toge sekilo.
Gue sendiri juga suka heran, ini orang yang nanya sama yang
jawab perasaan kata-katanya cuma di bolak-balik aja. Apanya yang super? Tak tahu, apakah ada yang salah dengan diriku? Iya... mungkin salah diriku yang tak bisa mencernanya.
‘HALOH PAK, CEULUMUDDH MAYEM (gak gitu juga yah?), SAYA KARJO
DARI JAKARTA. SAYA MAU TANYA... GIMANA SIH PAK SIKAP KITA DALAM MENJALANI HIDUP
INI SEHARUSNYA? APAKAH KITA HARUS SANTAI-SANTAI SAJA ATAU HARUS BEKERJA KERAS?
APAKAH SAYA HARUS KELUAR DARI “ZONA AMAN”
SAYA, PAK? KARNA SEMAKIN LAMA, SAYA SEMAKIN NGERASA KURANG NYAMAN JADI DIREKTUR.
TAPI, TADI BAPAK BILANG KITA HARUS BISA NYAMAN DALAM MENJALANI HIDUP INI... SAYA
JADI BINGUNG GIMANA HARUS BERSIKAP DALAM HIDUP INI. SAYA BUTUH PETUAH! TERIMA KASIH. SALAM GAWL. EH, SALAM SUPER!’
‘SUPEEERRRRR SEKALLLIII! BAPAK YANG ADA DISANA, CAMKAN INI… SESUAI NAMA BAPAK.
KARJO. SEBUAH NAMA YANG AGUNG PEMBERIAN TUHAN. BAPAK MEMANG HARUS BANYAK BEKERJA KERAS.
KITA HARUS MENJADI ORANG YANG TEGUH, SEPERTI NAMA SAYA. KITA HARUS KELUAR DARI
ZONA AMAN KITA AGAR KITA TIDAK TERKUNGKUNG DALAM PANORAMA DUNIAWI YANG
MENJEMUKAN INI. KELUARLAH, PAK. KELUARLAH DARI ZONA AMAN BAPAK. SAYA TAU, JADI
DIREKTUR MEMANG NYAMAN ABIS. TAPI, COBA PIKIRKAN INI…
MANUSIA DICIPTAKAN TUHAN UNTUK SEBUAH TANTANGAN. JIKA
TANTANGAN YANG SATU TELAH BERHASIL TERCAPAI, JANGAN MENYERAH! HIDUP KITA MASIH
AKAN TERUS BERLANJUT UNTUK MENCARI TANGTANGAN-TANGTANGAN BERIKUTNYA. ADUH, MAAP, KOK
JADI IKUTAN IRPAN BADIM GINI.
YAH, POKOKNYA SEPERTI ITU. KELUARLAH DARI ZONA AMAN BAPAK.
TERIMA KASIH. SALAM SUPER!!!’
Pembawa acara: “SUPER SEKALI JAWABANNYA!!!”
Penonton: *Tepuk Tangan*
Gue: Apaan sih ini?! ADA APA INI, HAH?! APA YANG TELAH TERJADI??? APA YANG UDAH GUE LEWATKAN, YA TUHAANNN??!!
Oke, cukup pak, cukup!!!
Gue kalo ditanya sama pertanyaan macam itu, gue cuma bisa
jawab…
Keramaslah!
Itu lah kenapa gue dari kecil gak pernah pengen punya
cita-cita jadi seorang motivator. Ibarat lukisan. Lukisan abstrak! Hidup gue
udah abstrak, gue gak mau punya pandangan yang abstrak juga.
Percakapan di atas hanyalah sebuah ilustrasi gimana seseorang
curhat, yang kemudian di tanggapi dengan njlimet!
Satu hal yang penting,
“Orang yang sukses adalah orang yang memikirkan hal sulit menjadi mudah.”
Lupa, siapa yang pernah ngomong itu. Gus dur adalah salah satu penganutnya.
Gue sendiri bingung sama pertanyaan Pak Karjo di atas. Bener
juga, jadi seharusnya kita hidup harus seperti apa?
Nyaman? Iya… semua orang pasti ingin hidupnya nyaman,
tentram, damai, sentosa, dan bahagia.
Lalu, bagaimana dengan “keluar
dari zona aman”?
Beberapa kali gue dengar bahwa jika kita ingin terus sukses
dan melangkah maju, kita harus keluar dari zona aman kita. Lalu sampai kapan?
Sampai kita berasa aman lagi? Lalu ketika sudah nyaman, harus keluar dari zona
aman lagi? Over and over again? Batasnya sampai mana? Apakah manusia bisa
mencapai ke batas aman, dan nyaman? Apakah ada?
30 hari terakhir di tahun 2011, apa yang sudah gue capai selama setahun kebelakang? sudah nyaman kah gue dengan
apa yang gue dapat sekarang? Atau, haruskah gue keluar dan melepas semua yang
telah gue raih selama ini?
Gue jadi suka berfikir, bayangkan jika seorang motivator ikut
Ujian Nasional. Gue jamin, gak akan lulus. Jawabannya gak to the point. Udah gitu, belum tentu semua orang ngerti sama
jawabannya, mungkin hanya dia, tuhan dan imajinasinya sendiri saja yang tahu.
Bayangkan saja jika ada soal cerita matematika seperti ini:
1. Budi mempunyai uang sebesar Rp. 25600. Jika Budi membeli sebuah roti dengan harga Rp. 2000, minyak Rp. 5000, dan beras 2 liter (1 liter= Rp.6580). Dalam perjalanan pulang, ia bertemu dengan seorang pengemis, sebut saja Bunga. Lalu Budi memberikan 2,5% sisa uangnya. Berapakah sisa uang budi?
1. Budi mempunyai uang sebesar Rp. 25600. Jika Budi membeli sebuah roti dengan harga Rp. 2000, minyak Rp. 5000, dan beras 2 liter (1 liter= Rp.6580). Dalam perjalanan pulang, ia bertemu dengan seorang pengemis, sebut saja Bunga. Lalu Budi memberikan 2,5% sisa uangnya. Berapakah sisa uang budi?
Men, lo tau gak apa yang ada di otak gue ketika seorang
motivator dihadapkan pada soal-soal seperti itu? Iya… gue yakin naluri njlimetin-nya bakal keluar. Dengan nada
bijak, dia akan menjawab.
“Super sekali!!! wahai Budi yang baik, dengarkan ini...
Perbuatan budi memang sangat terpuji sekali. Hanya dengan uang Rp. 25600 sudah
bisa melakukan kebaikan. Memang harga beras sekarang mahal, namun budi begitu
memikirkan sesama ketimbang beras, itu super sekali. Teruslah seperti itu.
Buatlah orang tuamu bangga. Super sekali.”
Semoga takada yang tersinggung yep. :D
Alreyt then, Salam Super!
Alreyt then, Salam Super!
0 comments
Kindly give me your thoughts. Thank you.