A.1. Berikan CONTOH NYATA semua usaha kreatif yang telah atau sedang Saudara lakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; dan jelaskan ...
A.1. Berikan CONTOH NYATA
semua usaha kreatif yang telah atau sedang Saudara lakukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran; dan jelaskan dampaknya!
1. Usaha kreatif (Min 150
Kata)
Saya diangkat menjadi dosen
tetap di STIBA Nusa Mandiri di program studi sastra inggris sejak tahun 2014
lalu pada tahun 2018 saya pindah homebase ke Universitas Bina Sarana
Informatika di program studi sastra inggris.
Sebelum diangkat menjadi dosen
tetap, sebelumnya saya menjadi asisten dosen selama empat semester dari tahun
2011 hingga tahun 2013. Dari awal saya menjadi seorang asisten dosen di kelas
praktek lab bahasa, saya banyak belajar dari dosen-dosen yang sudah
berpengalaman tentang bagaimana mempersiapkan materi pembelajaran dengan baik,
mempersiapkan sarana di lab bahasa, memastikan semua berjalan dengan lancar,
menyampaikan materi perkuliahan, hingga bagimana cara mengkoreksi tugas-tugas
mahasiswa dan hasil ujian mahasiswa. Bermodalkan pengalaman tersebut, saya
menjadi lebih aware dalam mempersiapkan perkuliahan ketika saya diangkat
menjadi dosen tetap di STIBA Nusa Mandiri. Saya juga menjadi lebih siap
menghadapi mahasiswa yang notabene umurnya mungkin tidak berbeda jauh dengan
saya pada saat itu.
Pada tahun pertama saya
diangkat menjadi dosen tetap, saya mengajar mata kuliah teori dan juga praktek.
Listening Comprehension untuk mata kuliah praktek yang dilaksanakan di lab bahasa.
Dalam kelas praktek tersebut, kami, di STIBA Nusa Mandiri melaksanakan
perkuliahan praktek menggunakan aplikasi lab bahasa yang bernama Davitech. Pada
meeting pertama, awalnya saya memberikan materi menggunakan metode
teacher-based yang mana pengajar atau dosen yang mengoperasikan aplikasi
tersebut, mahasiswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan lalu menjawab
soal-soal yang saya berikan. Saya melakukan metode tersebut hingga memasuki
pertemuan ketiga, setelah itu saya mengadakan evaluasi kecil-kecilan kepada
mahasiswa, saya bertanya apakah mereka menemui kesulitan atau kendala dalam
memahami materi selama tiga minggu terakhir. Setelah mendengarkan dan
mengevaluasi masukan dari mahasiswa, saya mendapatkan kesimpulan bahwa mereka
kurang bisa begitu menangkap apa yang diputar di audio tersebut yang katanya
terlalu cepat cara berbicaranya, dan mereka mengeluhkan kalau saya terlalu
pelit karena hanya memutarkan audio tersebut sebanyak tiga kali saja lalu
mereka diberikan soal latihan. Hal tersebut mereka anggap kurang karena mereka
mengaku masih pada level beginner, meskipun ada beberapa yang sudah
intermediate bahkan advanced. Pada pertemuan selanjutnya hingga selesai, saya
memutuskan untuk mencoba menggunakan metode student-based, yang mana mahasiswa
bisa mengoperasikan penggunaan aplikasi tersebut secara mandiri namun tentunya
setelah saya berikan cara pengoperasian aplikasi Davitech tersebut. Hal
tersebut bermaksud agar mahasiswa dapat lebih leluasa dalam menggali informasi
yang ada pada materi di audio yang saya berikan serta dapat menjawab soal-soal
yang diberikan dengan baik.
Dalam perkuliahan teori di
kelas. Selain menggunakan slide dan materi yang telah disiapkan oleh prodi,
saya juga membuat modul dalam bentuk non-cetak sebagai supplementary mata
kuliah Social Conversation yang saya ajar. Modul tersebut saya buat dengan
semenarik mungkin dengan memasukkan games, play role, serta gambar-gambar di
setiap halamannya agar lebih enak dilihat. Modulnya saya posting di blog saya
agar sewaktu-waktu mahasiswa membutuhkannya, mereka tinggal unduh saja pada
pranala berikut ini (https://sayyiddiyyas.blogspot.com/2018/10/modul-social-conversation-daily-life.html).
Pada tahun 2020 ini, Indonesia
dan dunia dilanda pandemi virus covid-19. Pemerintah mengeluarkan peraturan
mengenai bekerja dari rumah, beribadah dari rumah, serta belajar dari rumah.
Berkaitan dengan hal tersebut, lembaga menerapkan perkuliahan jarak jauh selama
satu semester dari awal pertemuan hingga selesai. Saya sebagai tenaga pengajar
dituntut untuk lebih kreatif dalam mengajar serta meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga mau belajar dari manapun atau media apapun, mahasiswa
tetap mendapatkan hasil yang optimal dan mampu menerima materi perkuliahan
dengan baik. Untuk perkuliahan jarak jauh ini, Universitas Bina Sarana
Informatika telah menyiapkan laman yang bisa diakses melalui
http://elearning.bsi.ac.id/ubsi/. Selain itu, saya juga telah membuat Google
Classroom sebagai media lain untuk memberikan materi sebagai upaya preventif
jika sewaktu-waktu server UBSI down. Pada beberapa kali pertemuan saya juga
mengadakan Video Conference menggunakan Google Meet agar lebih mudah
menjelaskan materi perkuliahan. Ketika awal saya memperkenalkan penerapan
Google Classroom, masih banyak mahasiswa yang belum mengerti cara memakainya,
hal ini dirasa wajar karena sebelumnya mereka belum pernah sama sekali
menggunakan media tersebut. Lalu usaha kreatif yang saya lakukan agar mereka
paham memanfaatkan Google Classroom tersebut agar penyampaian materi berjalan
dengan lancar adalah saya membuat grup Whatsapp untuk memberikan tutorial
singkat pengoperasian Google Classroom serta memberikan arahan bagaimana proses
belajar yang akan kita laksanakan selama satu semester ini baik dengan
menggunakan Google Classroom dan Google Meet. Dengan belajar di rumah,
sesungguhnya mahasiswa mempunyai waktu yang banyak untuk mencari referensi
sebelum perkuliahan jarak jauh dimulai. Saya meminta mereka agar sebelum
perkuliahan dimulai, mereka wajib membaca referensi-referensi dari e-book dan
jurnal-jurnal baik nasional maupun internasional supaya ketika perkuliahan
jarak jauh dimulai mereka sudah siap dengan diskusi melalui Chat Room yang tersedia
baik di Google Classroom maupun pada laman http://elearning.bsi.ac.id/ubsi/
atau ketika mengadakan video conference dengan Google Meet.
2. Dampak perubahan (Min
150 Kata)
Merdeka belajar atau
kemerdekaan berpikir, itulah dampak perubahan yang paling nyata ketika dalam
kelas praktek saya menggunakan pendekatan yang berbeda, yaitu student-based.
Dengan menggunakan cara demikian, mahasiswa diberikan kebebasan untuk berpikir
sesuai dengan kemampuannya. Peran saya sebagai tenaga pengajar hanyalah
fasilitator, dan Davitech hanyalah media pembelajaran. Mahasiswa yang masih
berada pada level beginner perlahan mulai percaya diri dengan kemampuan listening
mereka. Dengan cara tersebut, mereka mampu menjawab sebagian besar pertanyaan
yang diberikan dengan baik yang menandakan bahwa ada peningkatan dalam mencerna
materi listening yang diberikan.
Modul Conversation yang saya
buat terbukti ampuh untuk menaikkan minat belajar mahasiswa. Mereka menjadi
lebih aktif untuk terlibat dalam setiap perkuliahan karena modul yang saya buat
banyak terdapat games yang menarik, pop-quiz, serta role play yang membuat
suasana kelas menjadi lebih hidup ketika kegiatan belajar.
Dampak dari fenomena pandemi
yang terjadi saat ini terhadap kelangsungan belajar-mengajar sangatlah nyata. Tidak
ada tatap muka selama satu semester berjalan sehingga mewajibkan saya
menggunakan media pembelajaran jarak jauh baik yang telah disiapkan oleh lembaga
melalui laman http://elearning.bsi.ac.id/ubsi/, Google
Classroom, dan Google Meet. Penggunaan media ini membawa dampak perubahan
terhadap gaya belajar mahasiswa karena mereka dituntut untuk menjadi lebih
mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Dalam pembelajaran
jarak jauh ini juga saya mendorong mahasiswa supaya lebih aktif dalam menggali
sumber-sumber bacaan melalui ebook dan jurnal nasional ataupun internasional
sebelum atau ketika perkuliahan dimulai. Dampak dari hal tersebut, ketika
perkuliahan dimulai menggunakan Google Meet, terkadang ada mahasiswa yang
menyela untuk memberikan pertanyaan, hal ini menurut saya bagus dan saya merasa
fine-fine saja dengan hal tersebut karena menurut saya mahasiswa malah menjadi
lebih aktif dan kritis. Jika dibandingkan dengan metode konvensional yang
berada di kelas, kadang mahasiswa masih malu-malu untuk bertanya dan merasa
takut atau kurang percaya diri. Dampak yang nyata juga terjadi terhadap
pelaksanaan UTS, jika sebelumnya ujian dilakukan secara tertulis di kelas, maka
saat ini ujian dilakukan dalam bentuk daring atau online yang bisa dikerjakan
di mana saja melalui laman web mahasiswa.
A.2. Berikan CONTOH NYATA
kedisiplinan, keteladanan, dan keterbukaan terhadap kritik yang Saudara
tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Kedisiplinan (Min 150
Kata)
Disiplin merupakan kata kunci
dari sebuah kesuksesan. Seorang tenaga pendidik adalah seorang guru yang
berarti digugu dan ditiru. Demikian halnya dengan dosen. Dosen mempunyai kode
etik yang menuntut kedisiplinan dari berbagai aspek. Dimulai dari diri sendiri,
saya berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan sikap disiplin dalam diri
saya. Dari segi penampilan, saya selalu berusaha tampil dengan pakaian yang
sopan, rapi, wangi, dan sepatu tertutup agar terlihat lebih professional
sebagai seorang dosen. Hal ini ditujukan agar menjadi contoh kepada mahasiswa
supaya mereka juga berpenampilan yang baik dan sopan ketika berada di
lingkungan kampus. Namun jika ada mahasiswa yang masih bandel misalnya memakai
celana jeans sobek-sobek, menggunakan topi di dalam kelas, atau bahkan ada yang
menggunakan sendal jepit, maka saya akan memberikan teguran keras dan meminta
mereka untuk tidak menggunakannya baik di kelas saya maupun di lingkungan
kampus. Selain itu, saya juga menerapkan disiplin yang ketat masalah waktu atau
time management baik terhadap diri saya sendiri maupun ke kelas yang saya ajar.
Pada setiap perkuliahan, saya selalu hadir paling tidak 10 menit sebelum kelas
dimulai untuk mempersiapkan materi ajar, menyalakan komputer, AC, LCD dan
sebagainya. Bagi mahasiswa, saya menerapkan peraturan untuk waktu kehadiran
dengan toleransi keterlambatan maksimal 20 menit sejak kelas dimulai, atau
mereka tidak dapat mengikuti perkuliahan. Memang banyak mahasiswa yang bilang
kalau saya terlalu saklek. Namun yang demikian saya terapkan bukan karena
sebab, hal ini ditujukan untuk melatih mereka agar tidak terlambat ketika UTS
ataupun UAS kelak yang batas toleransi kehadiran hanya 10 menit, jika melebihi
waktu itu maka mahasiswa dianggap terlambat dan tidak bisa mengikuti ujian.
Impact yang lebih luas akan terasa ketika mereka telah terbiasa menerapkan
kedisiplinan dalam hidup mereka.
4. Keteladanan (Min 150
Kata)
Apalah arti kedisiplinan tanpa
keteladanan. Untuk memberikan contoh yang baik, sebagai dosen saya harus selalu
bersikap dan berperilaku yang selaras dengan ucapan. Dalam keseharian, seorang
dosen tidak hanya bertemu dengan mahasiswa di depan kelas, namun yang lebih
utama adalah interaksi ke lingkungan kampus atau lingkungan sekitar. Boleh jadi
saya seorang yang strict dan saklek terhadap peraturan-peraturan yang telah ada
di kampus, namun di luar kelas begitu kelas usai, saya selalu menyempatkan
berdiskusi atau hanya mengobrol ringan untuk sekedar bertukar pikiran dengan
beberapa mahasiswa.
Menunjukkan sikap keteladanan
bukanlah hal yang mudah, berbagai macam sifat dan karakter mahasiswa yang ada
membuat kita harus pintar-pintar menempatkan posisi, tidak tebang pilih.
Contohnya ketika itu saya mengajar mata kuliah Pronunciation Drill untuk
mahasiswa semester satu. Ada salah seorang mahasiswa yang berasal dari salah
satu daerah di pelosok Indonesia. Jangankan untuk mengucapkan kata atau kalimat
dalam bahasa Inggris, untuk berbicara bahasa Indonesia saja ia masih
terbata-bata. Dalam mata kuliah Pronunciation Drill, mahasiswa dituntut untuk
dapat melafalkan kata-kata bahasa Inggris dengan kaidah yang benar. Hingga
suatu saat tiba giliran mahasiswa tersebut untuk maju ke depan kelas berlatih
pengucapan kata-kata bahasa Inggris dengan baik sesuai dengan arahan dari saya.
Suasana kelas yang tenang mendadak pecah ketika mendengar bagaimana mahasiswa
tersebut mengucapkan kata-kata bahasa Inggris yang saya berikan. Seketika wajah
mahasiswa tersebut mengguratkan kesedihan. Sebagai dosen, saya mengingatkan
kepada seisi kelas untuk tidak perlu bersikap seperti itu, harus saling
menghargai orang lain apapun itu keadaannya, tidak perlu mentertawakan teman
sendiri karena kita semua di sini sedang belajar, dan salah adalah sesuatu yang
lumrah dalam proses belajar. Saya mengatakan bahwa saya dulu juga tidak pandai
bahasa inggris, bahkan ketika SMP dulu saya pernah ikut remedial test ujian
sekolah, namun berkat kemauan keras saya, saya bertekad untuk mempelajari bahasa
inggris hingga saya bisa sampai seperti sekarang menjadi dosen bahasa Inggris.
Di sini sikap keteladanan yang ingin saya tunjukkan kepada para mahasiswa di
kelas adalah untuk bisa menghargai sesama serta terus berjuang dan fokus
terhadap apa yang ingin dicapai.
5. Keterbukaan terhadap
kritik (Min 150 Kata)
Saya sangat terbuka terhadap
kritik karena menurut saya hal tersebut dapat membuat saya menjadi manusia yang
lebih baik lagi. Dosen juga manusia yang tidak luput dari kesalahan dan khilaf,
karenanya saya menyadari bahwa sikap keterbukaan dan open-minded menjadi hal
yang krusial di jaman sekarang. Jangan sampai ketika dikritik lalu terbawa
perasaan atau baper kemudian menjadi sakit hati. Dalam kegiatan belajar
mengajar, saya sadar yang saya hadapi di kelas saat ini adalah generasi Z yang
sangat kritis terhadap berbagai macam hal, mereka banjir akan informasi, mereka
melek teknologi, mereka pun tidak segan untuk berbicara blak-blakan di depan
kelas jika ada sesuatu yang salah. Saya sih sudah biasa dikomentari dan
diprotes terang-terangan oleh mahasiswa misalnya ketika mereka kritik saya
kalau mengajar ngomongnya kecepetan, atau ketika Bahasa inggris saya ada yang
salah grammarnya. Saya oke-oke saja dengan hal itu. Justru terkadang saya
bercandain, saya tadi cuma ngetes saja kok, ternyata kalian belum ngantuk ya,
lalu suasana kelas menjadi lebih cair.
Saya juga dipercaya
menjadi anggota tim konsorsium UBSI yang bertanggung jawab terhadap mata kuliah
TOEFL. Tim kami mengawal dari hulu sampai ke hilir mata kuliah tersebut mulai
dari pembuatan RPS, RTM, silabus, kontrak perkuliahan, materi, hingga soal
ujian. Pada setiap evaluasi di akhir semester yang diadakan oleh program studi,
tidak sedikit dosen yang mengkritik serta memberi masukan mengenai materi TOEFL
yang dianggapnya terlalu sulit hingga mengakibatkan banyak mahasiswa yang harus
remedial atau her. Ada juga yang mengatakan kalau materinya perlu diperbaharui.
Mereka memberikan kritik dan saran yang membangun kepada tim kami. Segala
bentuk masukan dan aspirasi dari dosen-dosen lain kami tampung, lalu kami bahas
bersama untuk kemudian ditindaklanjuti agar makin sempurna dan keterbaruannya
konten mata kuliah TOEFL yang kami buat.