PUISI UNTUK TUHAN
By Sayyidskiy February 15, 2011 RomantisOke gue memang anak bahasa, tapi tidak semua yang kotor itu tidak baik.Gue agak sedikit bingung ketika gue membaca puisi. Bingung untuk me...
Oke gue memang anak bahasa, tapi tidak semua yang kotor itu tidak baik.Gue agak sedikit bingung ketika gue membaca puisi. Bingung untuk menafsirkannya. Seperti ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarangnya secara tersirat. Namun na’asnya, terkadang gue gak bisa menangkap maksud dari puisi tersebut. Jiwa gue mungkin memang tidak di takdirkan untuk memahami puisi. Ketika gue habis membaca suatu puisi, gue pasti bertanya-tanya “Apaan sih ini maksudnya?”; “gajebo ni ah!”; “Yakelah, nenek gue juga bisa bikin yang beginian”; “apaan nih??! mirip sama sendal gue!”
Pasti selalu begitu, pasti selalu meng-underestimate. Gue selalu menyepelekan puisi-puisi yang sudah gue baca. Sepintas sepertinya memang puisi hanyalah sebatas kumpulan kata-kata indah yang ber-rima dan ber-bait. Setiap orang juga pasti bisa bikin puisi. Tinggal cari padu padanan kata-kata yang aneh, terus gabung-gabungin deh, akhirannya disama-samain aja, gampang!
Gue inget terakhir kali bikin puisi ketika ada tugas bahasa indonesia zaman SMP. Karena penasaran, akhirnya gue mencoba untuk bikin puisi (lagi), puisi tentang Tuhan. Judulnya: Ya Tuhan
Ternyata...
Bangkeekkkk!!!!Sussaahhhhhh!!!!!!!
Here's my what-people-called poetry... :D
*Bacalah Sambil dengerin lagunya Bimbo ato Opik*
Ya Tuhan
Rasa yang bergelora di kala hujan turun
Menghidupkan asa yang mulai terelakkan
Derau nafasku tiba-tiba terhenti tak terkendali
Menghidupi kesunyian sendiri
Entah mengapa semua sangat tergesa
Aku tersentak dari tidurku
Seakan seluruh burung di sungai amazon berkicau
Dan seluruh ayam di pulau jawa berkuku
Saat itu aku teringat akan Tuhanku
Dengan segera aku membangunkan ragaku
Jiwaku merasakan panggilan lantunan Adzan yang indah
Naluriku berkata untuk segera menengadah
Aku terbangun untuk menunaikan kewajibanku
Dengan sucinya air wudhu
Aku berniat untuk menunaikan Shubuhku
Dan ketika aku melihat ke arah jam di dindingku
Jarum jam menunjukan ke arah jam dua belas
Ternyata yang barusan adalah Adzan Zhuhur
Ya Tuhan!
Щ(ºДºщ)